Seiring dengan perkembangan teknologi modern saat ini, sangat banyak ditemukan aplikasi-aplikasi online yang dibuat oleh perusahaan rintisan atau Startup. Startup adalah perusahaan rintisan yang didirikan oleh satu orang atau lebih untuk mengembangkan sebuah produk berdasarkan teknologi digital. Namun semakin banyak perusahaan startup berkembang dan bermunculan tanpa model bisnis yang jelas pada akhirnya menimbulkan terjadinya Startup Bubble yang ditandai dengan PHK besar-besaran karyawannya.
Sebut saja misalnya perusahaan-perusahaan seperti Shopee, Gojek, Bukalapak, dan lain sebagainya. Hingga kini meski seluruh aplikasi-aplikasi tersebut masih menjadi aplikasi favorite yang sangat diminati khalayak ramai, tapi tetap belum menghasilkan revenue sesuai harapan. Bahkan tidak sedikit yang masih hidup dari dana investornya.
Pengertian Startup Bubble
Teknologi digital memberikan dampak yang besar terhadap sistem transaksi ekonomi di masyarakat. Sistem transaksi yang digunakan masyarakat dulunya bersifat manual, kemudian terjadi perubahan yang signifikan yaitu perubahan pada sistem transaksi yang lebih modern yakni berdasarkan system online. Transaksi online dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga para pihak tidak lagi diharuskan untuk bertatap muka secara langsung.
Dengan adanya sistem online tersebut masyarakat mulai lebih modern, transaksi online dapat diterapkan pada seluruh marketplace yang ada di Jakarta dalam lingkup transaksi ekonomi yakni seputar perdagangan. Namun, berdasarkan perkembangannya sistem online ini juga telah digunakan dalam transaksi pembayaran.
Di Indonesia kemudahan dalam berbelanja ini, apalagi ditambah dengan harga yang murah, membuat pengguna aplikasi yang dibuat Startup semakin banyak. Tapi yang tidak disadari adalah kemudahan dan harga yang terjangkau itu didapat dari membakar uang investor. Baik dengan promo ataupun penawaran-penawaran menarik lainnya untuk mengakuisisi pelanggan.
Masalah terjadi ketika dana investor menipis dan pelanggan meninggalkan aplikasi karena tidak lagi ada promo. Startup pun harus merampingkan strukturnya untuk memperkecil pengeluaran yang berujung pada pemutusan hubungan kerja para pekerjanya. Hal ini yang disebut Startup Bubble.
Penyebab terjadinya Startup Bubble
Semakin banyaknya startup yang bersaing menyebabkan produk dan layanan tidak lagi berkualitas dan terjadi persaingan tidak sehat. Sehingga ketika performa layanan semakin menurun dan tidak lagi memuaskan customer, yang dilakukan adalah menurunkan harga atau memberika promo. Tidak jarang promo diberikan dengan menggunakan uang dari investor saja, bukan dari keuntungan perusahaan.
Di lain sisi dengan meningkatnya suku bunga acuan US Dollar, menyebabkan banyak dari investor yang menarik dananya dan memilih untuk manaruhnya di Amerika Serikat. Padahal harus diakui modal menjadi hal utama yang diperlukan ketika hendak mengembangkan sebuah usaha. Selain itu ketika semakin banyak perusahaan startup bermunculan maka para investor dengan dananya yang terbatas akan semakin selektif untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tertentu. Hal ini tentu saja akan menyulitkan pengusaha sehingga timbullah Startup Bubble.
Adanya fenomena wabah penyakit seperti Covid-19 juga membuat masyarakat semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga permintaan pasar juga semakin rendah. Fakta ini tentu saja memberikan benturan ekonomi bagi perusahaan startup.